Jumat, 02 Juli 2010

Berburu Burung Hantu

Berburu Burung Hantu dan Raja Udang di Tangkoko

Hari semakin gelap dan para penghuni malam mulai bermunculan memberikan sinyal akan kehadiran mereka. Saya melirik jam tangan saya, sudah jam 18:20. Setelah mendirikan tenda, kemudian meneguk kopi hangat dan mejejali perut ini dengan beberapa potong crackers, kami pun bersiap dengan peralatan "berburu" burung malam (teropong dan senter). Si Uchu dan Nick bahkan sudah melengkapai peralatan mereka dengan alat perekam suara burung (tape, microphone, dan speaker).

Adalah Eurostopodus macrotis, jenis burung yang pertama kali menyapa kami dengan suaranya yang khas. Sulit terlihat, karena memang suaranya terdengan jauh dari lembah. Menyusul kemudian suara Celepuk Sulawesi Otus manadensis. Nah kalo yang ini suaranya dekat saja. Kami kemudian memancingnya dengan siulan (meniru suaranya), yang sesekali diselingi dengan memainkan rekaman suaranya. Lama-kelamaan burung itu pun mendekat, hingga akhirnya terlihat. Tak perlu beranjak jauh dari lokasi camp, dari sisi hutan yang lain terdengar suara yang lantang. Suaranya yang lantang itu cukup mengejutkan kami yang sedang asyik diam mengamati Celepuk Sulawesi. Cukup dekat memang, sekitar 10 meter dari tempat kami berdiri. Spontan, kamipun lantas mengendap-ngendap mengahampiri tempat darimana suara itu berasal. Nick dan Uchu kemudian merekam suaranya, yang lantas memainkannya kembali untuk memancing dia. Dari suaranya tersebut, kami mengenal siapa pemilik suara itu, yang tidak lain adalah Ninox ochracea. Beberapa kali Si burung bahkan memberikan iramanya yang khas (seperti suara burung Tekukur), seolah dia sudah mengerti bahwa keberadaannya sudah kami ketahui.

Sekarang, suara itu sudah berada diatas kepala kami. Namun sang pemilik suara belum juga kelihatan. Rindangnya pohon serta rapatnya tajuk membuat kami kesulitan untuk menemukannya, hingga akhirnya kamipun berlalu. Kata Nick,"Selalu ada alasan untuk kembali lagi".

Kami terus bergerak ke arah puncak Tangkoko. Jaraknya tinggal 1.5 km lagi, tapi jalannya sudah semakin terjal. Sesekali kami berhenti dan memainkan beberapa rekaman suara burung malam yang sudah kami punya. Berharap, barangkali saja ada yang mau merespon rekaman suara tersebut. Usman tak lupa pula mengambil koordinate posisi pengamatan kami dengan alat GPS. (Kalau ada yang belum tau apa itu GPS, bisa baca di sini).


Hujan gerimis sempat menghentikan langkah kami. Untunglah itu hanya berlangsung sesaat, dan tanpa meluluhkan semangat kami. Perjalanan pun kami lanjutkan hingga akhirnya kami berhenti di titik 5000. Puncak tinggalah 500 meter lagi, tapi kaki ini seolah berat untuk melangkah. Malam semakin dingin, dan terasa sepi. Yang ada hanyalah bunyi-bunyian serangga malam. Itupun tak seramai biasanya. Barangkali gerimis tadi telah membuat mereka memilih untuk diam dan beristirahat.

Melatih bicara pada burung kakatua

Melatih bicara pada burung kakatua

African GreyBurung kakatua dari Afrika dan burung beo dari Sumatra terkenal pandai bicara. Tapi jangan salah tafsir, tidak ada jaminan sama sekali bahwa apabila kita membeli burung maka burung tersebut akan menjadi bagian dari keluarga dan kelak dapat bicara. Melatih burung kakatua bicara memerlukan rasa kasih sayang, kesabaran, dan konsisten. Burung yang masih kecil pada umumnya jauh lebih mudah dilatih dari pada burung yang sudah besar.Burung  Beo

Kasih sayang
Hampir semua binatang peliharaan memerlukan perhatian dan kasih sayang dari majikannya. Perhatian dan kasih sayang ini akan dibalas olehnya misalnya ditunjukkan pada saat si majikan akan pergi dari atau pulang ke rumah. Sebaliknya apabila si majikan tidak memperhatikan atau menunjukkan kasih sayangnya maka merekapun tidak akan peduli terhadap apa yang diinginkan oleh majikannya. Dengan demikian diperlukan kesungguhan tanpa syarat untuk menerima mereka apapun hasilnya apakah nantinya mereka akan bicara atau tidak. Burung kakatua disamping pintar juga terkenal sangat sensitif. Konon mereka dapat mempengaruhi Anda apabila mereka telah mengenal Anda.

Kesabaran
Seperti halnya melatih anak kecil untuk belajar berbicara, maka diperlukan kesabaran. Latihan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan janganlah membuat target waktu yang pada akhirnya hanya akan menjadi beban berupa kekecewaan apabila harapan ternyata tidak terwujud. Perasaan kecewa juga dapat menimpa si burung kecil yang punya perasaan sensitif. Siapa tahu ketidaktaatan pada perintah adalah sebagai reaksi karena kecewa pada sikap Anda. Hendaknya selalu diingat bahwa bagaimanapun seekor burung tidak mungkin dapat disamakan dengan anak kecil yang dalam suatu periode waktu tertentu sudah dapat berbicara.

Konsisten
Methode pelatihan harus dilakukan secara konsisten dan disertai dengan ketulusan. Setiap perkataan atau phrase yang diajarkan harus ditunjang oleh arti atau tanda yang membedakannya dari perkataan yang lain. Sebagai contoh, pada waktu matahari terbit secara rutin dan berulang-ulang ucapkanlah "Selamat pagi" dan pada waktu matahari terbenam ucapkanlah "Selamat malam". Dari perbedaan waktu pagi dan malam si burung akan menyadari perbedaan arti dari ke dua perkataan tersebut. Janganlah dicampuradukkan yang akan membuat dia menjadi bingung. Contoh-contoh yang lain adalah:
Katakan "Mandi dulu!" pada saat dia akan dimandikan dan jangan mengatakan kata itu apabila tidak akan dimandikan.
Katakan "Ada tamu" pada saat menerima tamu, atau katakan "Sepi sekali" apabila tidak ada orang.
Katakan "Mau brokoli?" saat dia dikasi makan brokoli. Apabila dia tidak mau makan dan makanan tersebut dikeluarkan lagi katakan "Tidak mau?", atau apabila terus disimpan didekatnya katakan "Buat nanti ya!"
Katakan "Selamat tinggal" pada waktu mau pergi lama misalnya pergi bekerja dan apabila akan segera kembali katakan "Sebentar nanti kembali".
Sebelum mahir benar janganlah diajak dulu bercanda, misalnya menawarkan makanan tapi tidak jadi diberikan. Sebaiknya dihindarkan hal-hal yang menjurus atau akan menyebabkan dia mengeluarkan kata-kata jorok seperti menempatkannya di dekat kamar mandi. (IRS 24 November 2001)

Kamis, 01 Juli 2010

Gelatik jawa

Gelatik jawa

Burung ini, sebenarnya bukanlah burung asli Sulawesi. Kemungkinan mereka diintroduksi (dibawa masuk) di Sulawesi dan juga di NTB.

Dari namanya, sudah pasti kita dapat menduga dari mana asalnya, Pulau Jawa. Memang benar, aslinya, jenis ini berasal dari pulau Jawa. Tapi ironis, mereka justru hampir punah di tanah aslinya. Penangkapan besar-besaran dengan maksud untuk diperdagangkan, mungkin menjadi penyebab utama menurunnya populasi mereka di Pulau Jawa.

Saat ini, status keterancaman Gelatik jawa dikategorikan dalam Vulnerable (Rentan). Anda bisa membaca informasi selengkapnya di sini. Dan barangkali karena alasan itulah, sebuah tim ekspedisi, saat ini sedang berupaya untuk mempelajari dan menguak bagaimana status mereka terkini.

Lantas, mengapa saya menulis tentang si Gelatik jawa ini? tidak lain karena mereka ternyata ada (berkeliaran) di sekitar rumah saya. Itupun saya tahu setelah istri saya memberitahukannya beberapa hari yang lalu (beruntunglah saya punya istri yang juga tertarik dengan dunia burung (ornithology)) . Dan karena itulah, hari ini, saya ingin sekali sekali untuk mendapatkan fotonya.

Beruntung. Pagi ini, empat individu terlihat sedang mencari makan di areal kosong di depan rumah. Sesekali mereka terbang ke jalan dan kemudian menghilang lagi dan berbaur bersama sekelompok Bondol rawa Lonchura malacca. Namun yang lebih beruntung lagi, saya berhasil mengabadikan mereka dengan kamera kesayangan saya.



Perjumpaan lainnya dengan si Gelatik jawa ini bisa Anda baca di sini.

Lewat postingan ini pula, saya ingan mengucapkan SELAMAT BERJUANG buat Tim Ekspedisi yang di komandani langsung olah Kang Iwan Londo. Sukses untuk Ekspedisinya.

tips dan panduan burung

Tips panduan memilih burung, pola perawatan, terapi perawatan burung lomba dan suara master untuk burung berkicau.

Hobi memelihara dan merawat burung berkicau, sudah sejak lama digemari oleh masyarakat kita. Banyak alasan kenapa burung berkicau menjadi hewan peliharaan yang paling diminati. Antara lain: sekedar untuk didengar kicauannya setelah seharian sibuk dengan aktifitas pekerjaan, burung klangenan, usaha breeding burung (ternak burung), bisnis burung atau jual beli burung, melatih burung, dan lain-lain.

Bahkan saat ini, sangat banyak penghobi burung yang memelihara burung dan merawat burung-burung berkicau khusus dipersiapkan untuk kontes burung berkicau atau lomba burung berkicau. Satu fenomena positip yang harus kita apresiasikan dengan positip juga.

Kembali ke filosofi dari burung berkicau itu sendiri;

Daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuannya berkicau melantunkan irama lagu yang baik dan menawan. Disamping keindahan postur burung, keindahan warna bulu burung, gaya berkicau burung yang eksotis (unik), tingkah laku burung yang lucu, jenis burung langka dan lain-lain.

"Memiliki burung berkicau cerdas yang berprestasi adalah dambaan setiap Kicaumania"

Rekan-rekan penghobi burung.., perkenalkan... Nama saya Irvan Sadewa, tinggal di Yogyakarta dan saya penghobi burung, sama seperti rekan-rekan juga. Singkat cerita.., dulu saya melihat banyak masalah dalam perawatan burung berkicau dan pemasteran burung berkicau agar bisa berkicau dengan baik dan tampil prima sesuai yang diharapkan.

Berbekal sebagai seorang professional di bidang IT-Audio-Video, yang juga praktisi dan penasehat di dunia perburungan (burung berkicau) serta dukungan positip rekan-rekan. Saya tertantang... Untuk menemukan solusi dari masalah-masalah burung di atas. Bekerjasama dengan rekan-rekan penghobi burung berkicau dan pecinta burung yang ada di dalam dan di luar negeri, melakukan riset dan penelitian ilmiah tentang burung berkicau.

Akhirnya.., ditemukan metode praktis yang sudah teruji dan terbukti bisa mempermudah dan membuat hobi burung jadi lebih menyenangkan. Saya akan menjelaskan tentang metode praktis tersebut, khususnya bagaimana cara supaya burung bisa berkicau dengan baik, punya irama lagu yang menawan, rajin berkicau dan burung jadi gacor..?

Sangat menarik.., Ok... Kita kembali dulu ke topik awal di atas;

Burung Robin

Burung Kolibri

Burung Kacer

Burung Kenari

"Suara kicauan burung adalah instrumen musik
dan alunan tembang lagu paling sempurna
bagi setiap penghobi burung"

Ada beberapa cara supaya burung dapat berkicau dengan baik, memiliki irama lagu yang bervariasi dan punya karakter lagu yang khas. Caranya adalah dengan mastering menggunakan burung master atau suara master burung yang biasa dikenal juga dengan istilah memaster burung atau pemasteran burung berkicau.

Cara memaster burung berkicau dan cara melatih burung berkicau.


1. Memelihara beberapa jenis Burung Master.

Diharapkan kicauan dari burung master yang dipelihara, dapat direkam dan ditiru oleh burung. Cara ini dilakukan Kicaumania dengan alasan tertentu. Tapi, berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli beberapa ekor burung master yang sudah gacor? Belum lagi waktu..? Tempat yang harus disediakan untuk burung master tersebut..?

Memaster burung dengan cara ini akan berhasil apabila burung master yang kita beli benar-benar berkualitas baik, rajin berkicau dan gacor..! Nah... Kalau ternyata burung-burung master yang sudah terlanjur kita beli ternyata tidak cocok karakter suaranya dengan karakter suara burung yang akan dimaster..?? Burung master yang sudah terlanjur dibeli tidak gacor, macet dan jarang bunyi..?? Pasti tambah masalah..! Benar gakkk.??

Kunci keberhasilan dalam memaster burung (pemasteran burung berkicau): Karakter suara burung master yang kita miliki, harus cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).

2. Menggunakan Perangkat Elektronik.

Cara ini hampir sama metodenya dengan cara yang pertama. Tapi, kita tidak perlu harus memelihara banyak burung master. Karena suara-suara burung master sudah direkam ke dalam media tertentu. Kita dapat menentukan kapan dan berapa lama suara burung master akan diperdengarkan kepada burung kesayangan kita.

Sudah banyak yang membuktikan... Cara ini lebih gampang, efesien dan ekonomis..! Coba bandingkan kalau kita membeli dan memelihara 5 ekor burung master yang sudah gacor..? Harganya pasti jutaan rupiah..! Segi positipnya dengan cara ini kedua ini, secara tidak langsung kita juga sudah mendukung program Konservasi Pelestarian Alam.

Ada beberapa yang berpendapat.., memaster burung lebih baik menggunakan burung master hidup yang sudah gacor. Alasannya karena selama ini banyak penghobi burung yang membeli suara-suara burung (dalam bentuk CD, Kaset atau bentuk lain), ternyata isinya tidak sesuai dengan standar dengar untuk burung berkicau. Baik dari segi kualitas suara, speed maupun frekuensi suaranya.

Coba bayangkan apa yang terjadi, kalau kita memaster burung dengan rekaman suara burung yang tidak standar dari segi kualitas suara, speed rate dan frekuensi nadanya. Burung merekam dan menirukannya juga.Tapi hasilnya pasti suara tiruan fals yang mirip-mirip dengan jenis suara burung master, bukan suara tiruan yang sama seperti suara burung master asli seperti yang kita harapkan.

Hal ini kurang disadari oleh banyak penghobi burung (Kicaumania). Boleh percaya, boleh tidak..! Mungkin rekan-rekan pernah mengalaminya..? Pasti sudah membuktikannya sendiri kan..?

Secara ilmiah: Dibalik kicau merdu seekor burung, sebenarnya suara kicauan tersebut membawa sinyal komunikasi tertentu. Sesuai dengan ambang batas respon frekuensi pendengaran burung.

Burung Cucak JenggotBurung TledekanBurung RobinBurung Kapas Tembak
"Kicau burung bukan sekedar apresiasi,
tapi merupakan suatu komunikasi tertentu"

burung

gelatik

love bird